Kegalauan
“Haduh,
gua galau nih!” sudah menjadi perkataan sehari-hari bagi anak-anak remaja pada
masa sekarang ini. Di masa abad ke-21 ini, para remaja telah diselimuti oleh
dunia cyber, dunia produksi, dan dunia komunikasi yang semakin lama menjadi canggih
dan berubah menjadi kebutuhan masing-masing. Sekarang itu susah untuk hidup
tanpa alat-alat elektronik, seperti handphone, laptop, Iphone, dan Blackberry.
Mereka semua menyediakan segala informasi dan aplikasi untuk kehidupan
sehari-hari.
Namun, arti
dari kegalauan adalah sebuah situasi dimana seseorang merasakan beberapa emosi
yagn bercampur aduk, seperti sedih, kesal, depresi, dan penyesalan. Ini semua
adalah akibat dari masalah-masalah yang sedang terjadi. Bisa dari urusan
keluarga, teman, maupun masalah bisnis. Penyebab umum atas kegalauan dapat
terbagi dari 3, yaitu masalah asmara, masalah ketanggung jawaban, dan relasi
dengan sesama.
Seringkali
kita mendengar orang yang depresi berubah menjadi galau untuk beberapa hari
maupun sampai berbulan-bulan. Bila sampai bertahun-tahun itu berlebihan dan
tidak wajar. Masalahnya adalah kebanyakan remaja merasa menyesal atas perbuatan
yang seharusnya tidak pernah dilakukan kepada pasangannya. Yang nantinya akan
berakibat dengan putusnya relasi asmara dan jauhnya komunikasi. Contohnya
adalah perbedaan cara berpikir, salah tingkah (tidak sopan), dan hubungan yang
sudah tidak dapat dilanjutkan.
Kedua
adalah masalah ketanggung jawaban. Masalah ini terjadi karena adanya kurang
kosentrasi dan fokus dalam suatu bidang atau hal. Kurangnya komitmen terhadap
masalah yang harusnya diselesaikan. Dan pada akhirny berakibat rasa penyesalan
dan kegalauan. Contohnya, mendapat nilai jelek dan drop out. Yang terakhir adalah relasi dengan sesame (teman, rekan,
dan anggota keluarga). Ini biasanya terjadi dengan tidak adanya keakuran dan
rasa saling menghormati dan pengertiaan terhadap sesame. Seperti tidak mau
mengalah, egois, mau seenaknya sendiri, dan tidak adil.
Jadi
kegalauan (campuran emosi jelek) terjadi dari adanya rasa hormat, pengertiaan,
konsentrasi, dan komitmen terhadap suatu hal. Ini dapat dicegah dengan adanya
rasa kemanusiaan yang sering melakukan kesalahan dan wajib untuk memaafkan
maupun menolong sesama.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home